suhu mencapai 1.200 derajat.
Penelitian itu dilaporkan di journal Nature. "Ini pengamatan pertama perubahan cuaca di planet di luar tata surya kita,” kata penulis laporan itu Gregory Laughlin, profesor astronomi di Universitas California di Santa Cruz. Dia menggunakan Spitzer Space Telescope NASA untuk mempelajari planet itu.
Normalnya planet ini memiliki suhu 980 derajat. Tetapi hanya dalam berapa jam dapat diselubungi panas yang memaksa thermometer mendekati 2.240 derajat.
Saat mendekati mataharinya, planet itu 10 kali lebih dekat jika dibandingkan jarak Merkurius ke matahari kita. Pada posisi itu, terjadi badai raksasa disertai dengan gelombang kejutan. Serbuan radiasi ke planet itu 800 kali lebih kuat.
Tapi anehnya, panas di planet itu bisa cepat menghilang di angkasa yang hampa. “Sungguh aneh. Sungguh tak bisa didiami. Di galaxi dengan planet yang tak bisa didiami, planet ini merupakan salah satunya yang benar-benar tak mendukung kehidupan,” kata Laughlin.
0 komentar:
Posting Komentar